Mengajarkan Perilaku Yang Baik


Prinsip-prinsip moral bisa diajarkan sejak anak kecil, yaitu dengan menjelaskan tentang perilaku mana yang baik untuk dilakukan dan perilaku mana yang kurang baik. Dalam mengajari anak tentang perilaku yang baik dan yang buruk, orangtua juga harus menjelaskan juga apa alasan yang membuat suatu perilaku baik atau buruk untuk dilakukan, yaitu dengan menyoroti pengaruhnya terhadap orang lain. Dalam memberikan penjelasan, orangtua perlu menyesuaikan dengan kemampuan anak memahami. Bila anak masih sangat kecil, hindari memberikan penjelasan yang rumit. Hal yang juga penting untuk diperhatikan, anak lebih bersedia menerima pengajaran dari orangtua apabila orangtua bersikap fleksibel dan mau memahami anak.
Ketika anak melakukan perilaku yang salah, orangtua sebaiknya tidak hanya menunjukkan kesalahan anak atau menghakimi anak, tapi juga bersedia mendengarkan penjelasan anak dan mencoba memahami alasan yang diberikan anak. Sikap orangtua yang kaku justru akan menimbulkan penolakan anak, atau membuat anak bersikap negatif terhadap pengajaran yang diberikan orangtua.
Waktu terbaik untuk mengajarkan moral biasanya bukan waktu yang terencanakan. Waktu-waktu seperti ini munculnya tiba-tiba. Situasi-situasi yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari bisa dimanfaatkan untuk membahas segi moral. Sebagai contoh, ketika menonton film, ajak anak memikirkan bagaimana kata-kata yang diucapkan seorang tokoh di dalamnya telah membuat tokoh lain merasa tersinggung sampai kemudian menaruh dendam. Anda juga bisa mengajarkan moral dengan menjelaskan kepada anak tentang pertimbangan dan alasan Anda ketika melakukan suatu tindakan atau menempuh cara tertentu.
”Jalan Emas” adalah prinsip moral yang paling sederhana sekaligus paling baik untuk diajarkan. Ajarkan anak untuk melakukan kepada orang lain apa yang ia ingin orang lain lakukan padanya. Ajaran ini akan membantu anak untuk selalu memikirkan bagaimana efek perilakunya pada orang lain.

Memberikan Penguatan Positif
Berikan perhatian positif ketika anak melakukan perilaku yang baik. Berikan senyuman atau pujian. Katakan bahwa Anda menghargai perilaku baik yang dilakukannya. Perhatian positif yang Anda berikan akan memotivasi anak untuk terus berusaha melakukan apa yang baik.

Memberikan Penguatan Negatif
Ketika anak melakukan perilaku yang kurang baik, orangtua perlu memberikan teguran. Akan tetapi, jangan hanya mengatakan bahwa apa yang dilakukannya salah, melainkan jelaskan mengapa perilakunya tersebut kurang baik. Ajak anak untuk menyadari bagaimana tindakannya membawa akibat yang kurang menyenangkan bagi orang lain. Bantu anak untuk membayangkan bagaimana perasaannya seandainya ia berada di posisi orang lain yang menjadi korban atas perilakunya. Dengan cara ini, kepekaan anak terhadap orang lain akan berkembang, dan anak akan belajar dulu mempertimbangkan bagaimana perilakunya berpengaruh terhadap orang lain sebelum mengambil suatu tindakan.
Hal yang penting diperhatikan orangtua adalah bahwa hukuman fisik sangat tidak tepat digunakan dalam proses mengajarkan moral. Penelitian menemukan bahwa ketika orangtua menggunakan hukuman fisik untuk mendidik moral, anak justru gagal mengembangkan kesadaran moral. Sekalipun hukuman fisik bisa membuat anak melakukan tindakan moral, tindakan moral tersebut mereka lakukan semata-mata karena cemas bahwa diri mereka akan mendapat hukuman bila tidak melakukannya, bukan karena kesadaran bahwa tindakan tersebut membawa kebaikan bagi orang lain.
Jadi, anak-anak yang dididik dengan hukuman fisik tersebut berperilaku baik hanya jika berada di hadapan orang lain yang mereka segani atau dengan kata lain menjadi lebih tergantung pada kontrol dari luar, sementara diri mereka sendiri sebenarnya tidak memiliki motivasi dari dalam untuk melakukan perilaku yang baik secara moral. Hukuman fisik dengan kekerasan tidak bisa membuat hati nurani anak menjadi lebih peka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar