Menghadapi Perbantahan dan Perebutan Kekuasaan


Anak-anak memiliki kebutuhan akan kekuasaan. Kebutuhan mereka akan kekuasaan itu wajar karena melihat bahwa orang dewasa mempunyai kekuasaan. Memiliki kekuasaan bukan suatu hal yang buruk. Berbeda jika seorang anak menggunakan kekuasaan dengan cara negatif. Kekuasaan tersebut dapat menjadi masalah. Anak-anak yang mencari kekuasaan akan melakukan apa yang ingin mereka lakukan.
Kebanyakan orangtua menghadapi kekuasaan dengan kekuasaan tandingan. Ini tak akan berhasil. Usaha-usaha untuk mengendalikan seorang anak mencari kekuasaan seringkali mengarah pada jalan buntu atau pertarungan kekuasaan antara anak Anda dan Anda. Setiap anak memeragakan kekuasaan secara berbeda. Kebanyakan pertarungan kekuasaan bersifat aktif. Ada anak-anak yang sudah mempelajari nilai perlawanan bersifat pasif. Bukan membantah, anak-anak ini menolak mengerjakan apa yang Anda minta. 

Menangani perebutan kekuasaan
Berhentilah menjadi bagian dari perebutan kekuasaan. Diperlukan dua orang untuk melangsungkan kekuasaan. Berjanjilah pada diri Anda sendiri bahwa Anda tidak lagi akan terlibat dalam perbantahan dan penjelasan yang berkepanjangan. Ungkapkan harapan-harapan Anda dengan jelas dan tegas lalu menyingkirlah. Sebagai sebuah pemecahan jangka panjang, ingat bahwa kebutuhan anak akan kekuasaan dapat merupakan suatu hal yang positif. Mengarah ke kemandirian, dan pengambilan keputusan.

Beda antara kekuasaan dan wewenang
Beda antara kekuasaan dengan otoritas terletak pada diri Anda. Ketika Anda harus menghadapi anak-anak Anda, tekankanlah kerjasama, bukan kontrol. Bersikaplah rasional meskipun situasinya sulit. Jelaskan apa yang terjadi kalau anak Anda memilih untuk tidak bekerjasama. Jangan membuat ultimatum. Pusatkan perhatian untuk mempengaruhi motivasi anak Anda.


Mengoreksi perilaku nakal tanpa berbantah
Menyampaikan koreksi lisan memang sulit. Koreksi lisan dapat berubah menjadi perbantahan. Terutama kalau Anda marah. Marah dan berteriak membuat pertengkaran menjadi semakin parah. Koreksi dengan kata-kata merupakan bagian dari disiplin yang bagus. Maksud koreksi lisan adalah mengajarkan keputusan yang lebih baik. Sadarilah bahwa seorang anak yang marah tidak dapat menjadi pendengar yang baik. Ini bukan saatnya melakukan komunikasi yang konstruktif. Ajarilah anak-anak Anda untuk belajar dari kesalahan mereka bukan untuk menderita karena kesalahan-kesalahan itu. Tunjukkanlah segala sesuatu yang telah mereka lakukan secara keliru dengan memberitahukan kepada mereka cara-cara yang lebih baik. Anak-anak akan belajar dari contoh yang Anda berikan.
Tujuan memberikan nasihat-nasihat lisan adalah memiliki seorang anak yang lebih rela bekerjasama. Kenakalan dan kesalah itu wajar.  Anda sangat dapat membantu anak Anda dengan meminimalkan masalah-masalahnya.

Bila Anak-Anak Membalas
Bila anak merasa tersingkir atau marah, ada kemungkinan ia akan membalasnya. Membalas akan menghilangkan sebagian rasa sakit dan amarahnya. Pembalasan dapat merusak hubungan orangtua dan anak-anak. Ini terutama berlaku pada anak-anak remaja. Biasanya balas dendam dimulai ketika Anda menghukum anak Anda karena suatu hal yang menurut pendapatnya tidak adil.

Meretas Siklus Pembalasan
Sasaran balas dendam Anda adalah perasaan Anda. Seorang anak kecil yang membalas dendam ingin menyakiti perasaan Anda. Ada orangtua yang tidak percaya diri pada keterampilan mereka sebagai orangtua. Anak-anak yang cerdik akan menyadari hal ini dan memanfaatkan kelemahan orangtua itu. Tak ada yang lebih didambakan oleh seorang anak yang ingin membalas dendam daripada supaya Anda menjadi tidak konsisten. Inilah ganjaran yang mereka cari.
Percayalah pada kemampuan Anda sendiri supaya Anda tidak menjadi korban balas dendam anak Anda. Dukunglah diri Anda, bertahanlah.  Bersikaplah positif ketika menertibkan anak-anak Anda. Jangan mengancam. Yakinlah bahwa hukuman yang Anda berikan itu adil. Kendalikanlah diri Anda. Jangan biarkan anak-anak Anda menyinggung perasaan Anda. Semakin Anda percaya diri, semakin mudah bagi Anda untuk mendapatkan kerjasama anak Anda.
Banyak orangtua mengukur kelayakan mereka sebagai orangtua dengan keberhasilan mereka menghadapi anak-anak mereka. Kalau Anda berpikiran seperti ini, Anda akan membuat diri Anda lemah menghadapi anak-anak Anda. Anda menjadi sasaran empuk setiap anak yang mencari kesempatan untuk menyakiti Anda. Pikirkan kekuatan-kekuatan Anda bukan kelemahan-kelemahan Anda, semakin Anda memusatkan perhatian pada kekuatan-kekuatan Anda, semakin yakin Anda jadinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar