Apakah Cantik itu Menguntungkan?



Seorang teman menulis dalam blognya, “Apakah cantik itu menguntungkan?”  Hmmm...  Jadi ingat cerita seseorang, katanya:  “Kalau ada dua gadis yang sama-sama pintar, satu cantik dan satu jelek maka yang akan sukses justru yang jelek.”

Tidak Ada Lagi Gadis Perawan



Iya! Aku punya sepupu laki-laki yang selalu bilang dia hanya mau menikah dengan gadis yang masih perawan. Kemarin dia meneleponku, katanya dia mau berubah pikiran. Waktu aku mengucap selamat karena kupikir dia sudah sadar, dia bilang “Marji, aku berubah pikiran karena tidak ada lagi gadis-gadis yang masih perawan.”


Itu petikan percakapan Marji, tokoh dalam buku Embroideries karya Marjanne Satrapi. Sebuah buku komik dewasa tentang percakapan khas perempuan. Gambarnya sederhana tapi lucu, mampu menggambarkan semua adegan secara pas.

Indahnya Persahabatan


“Indahnya persahabatan adalah: kita tidak harus menjadi sedarah untuk bisa sehati dan sepemikiran.”

Kalimat itu terngiang terus belakangan ini. Sepertinya ditulis oleh Torey Hayden dalam bukunya, Sheila, yang dipinjamkan seorang teman padaku.
Di tengah kehangatan dan kebaikan teman dan sahabat, aku merasa hidup itu dilimpahi syukur. Dan itu kuungkapkan pada dua sahabat tadi, hari ini.

True Love: Limited Edition



True love is a limited edition. Only the lucky few man and woman who found it. 


Kalimat itu mencelos dari lubuk hati, sepekan silam. Ketika seorang teman yang jauh lebih tua, berkisah tentang love story-nya. Tahun 1972, ia mengejar seorang gadis cantik, idaman banyak lelaki, terkenal, atlit dan penyanyi. Hari ini, gadis itu menjadi ibu dari tiga anak dan dua cucunya.

Kamu Anak Siapa?



Apakah hanya orang-orang yang berasal dari keluarga terpandang saja yang bisa memiliki kepercayaan diri (PD) tinggi?

Pertanyaan itu menggantung di benakku cukup lama. Sejak tiga-empat tahun lalu barangkali. Suatu pagi di acara bertema lingkungan di Kafe Dedaunan, Kebun Raya Bogor. Salah satu tokohnya adalah putri seorang figur publik di bidang politik, Des Alwi. Saya lupa nama putrinya. Ia tampil begitu PD, berani berhadapan dengan siapa saja, akrab dengan siapa saja. Mungkin semua yang hadir di situ mengenalnya sebagai anak seorang tokoh terkenal yang berpengaruh di zamannya.

Dunia Patriarki



Kalau seorang ayah berbuat “sedikit” saja kebaikan bagi keluarganya, maka seluruh dunia akan memujanya. Padahal setiap detik, miliaran ibu di dunia mengorbankan waktu, keringat, doa dan tenaganya bagi keluarganya tanpa pamrih sedikit pun. Tak ada pujian sama sekali.

Kesaksian Mantan Playboy



Kali lain. Orang yang lain. Waktu yang lain. Di tempat lain. Dengan pembicaraan lain.
“Eh gue udah sampe nih.” SMS itu sedikit mengagetkan. Jam menunjukkan pukul 13.14. Kami janjian jam 13.30. Sedikit tergesa aku menuju ke kafe yang disebutkan.

Cinta dan Seks



Email itu dikirim seorang sobat. Subyeknya, “Love is Unseen”. Ketika aku mencoba membahas isi email itu dengan seorang teman lelaki, dia mengeluh. “Belum makan siang, lu udah ngajak diskusi soal cinta!”
Belum lama berselang, kepada seorang teman lelaki lain, aku sempat menanyakan kehidupan cintanya. Dia menjawab, “Pertanyaanmu terlalu casual,” dan dia tak mau menjawabnya.

Kencan Mimpi Buruk



Seperti apa nightmare date itu?

Seorang teman lelaki berkisah bahwa kencan mimpi buruk adalah ketika bercakap-cakap dengan seorang perempuan selama dua jam lebih tapi si perempuan tak jua tahu apa pekerjaan si lelaki. Ini akibat si cewek terus menerus bicara soal diri sendiri. “Self centered,” begitu teman saya menyebut sifat negatif itu.

Aku: Si Itik Bodoh



Huaaa! Akhirnya sempat ngeblog juga!
Ini postinganku pertama di tahun 2012 ini. Ampun, sejak Desember kemarin semua proyek mengalir tiada henti, nyaris tidak menyisakan waktu buat bersantai barang sejenak dua jenak (duh tuh istilah!).

Dan di tengah kesibukan itu, mendadak saya seperti tersedot mesin waktu ke masa silam. Beberapa teman SMA mengontak, mengajak bernostalgia. Teman yang sekian belas tahun tak bersua. Lalu berkat Facebook dan YM, teman-teman SMP kembali menyeruak ikutan meramaikan kesibukan saya belakangan ini.

Soulmate itu...



Ben Stiller adalah satu-satunya alasan mengapa saya tertarik untuk menonton film arahan sutradara Shawn Levy ini. Lelaki kocak itu tak pernah mengecewakan untuk dinikmati di layar lebar. Tapi ternyata ada hal lain yang membuat film bertajuk The Heartbreak Kid ini tidak mengecewakan sama sekali. Dulu saya pernah menulis tentang soulmate alias belahan jiwa. Dan film ini sangat sehati dengan saya dalam hal itu. Mungkin si pemilik ide cerita memiliki kesamaan landasan pikiran dengan saya.

Majalah Wanita: Patriarki



Sebelum bekerja di sebuah media massa, saya sempat melamar ke sebuah majalah wanita ternama di republik ini. Semua tes tulisan sukses saya lalui dengan lancar. Bahkan selalu jadi yang pertama keluar ruangan. Tiba kemudian tes lisan akhir, dimana saya harus berhadapan langsung dengan tim redaksi serta diawasi langsung oleh sang pemimpin redaksi, yang kebetulan juga istri dari pemimpin redaksi majalah berita ternama juga.

Tentang Madame Mao



Di balik seorang lelaki hebat, selalu ada perempuan yang lebih hebat. Saya percaya betul dengan kalimat itu. Ingat bagaimana mendiang Bu Tien diyakini sebagai otak di balik layar kesuksesan seorang Soeharto di masanya.  Yang lebih jelas lagi adalah bagaimana Jiang Ching berdiri tegar di samping seorang Mao Tse Tung, tokoh sosialis Cina yang menjadi legenda sepanjang masa.

Perempuan: Miskin dan Bodoh


Prolog: Tulisan ini saya persembahkan buat kaum perempuan sedunia, yang saya harap tidak akan pernah menjadi miskin dan bodoh lagi. Terutama untuk para remaja putri yang baru menyadari bahwa dirinya berbeda dengan kaum Adam. Ya, dunia memang tidak pernah adil bagi kita. Maka pintarlah mengakalinya, sista!

I Love My Body



Sad but true. Sebuah eksperimen dilakukan. Anak-anak berkulit hitam dihadapkanp ada dua jenis boneka, hitam dan putih. Lantas ditanyakan: "Boneka mana yang menurut kamu cantik?"
Si anak usia 4 tahun menunjuk boneka putih. "Lalu boneka mana yang mirip denganmu?" Si anak menunjuk boneka hitam dengan ragu dan ekspresi sedih. Semua anak yang terlibat dalam riset tersebut berpendapat bahwa boneka kulit putih itu cantik, boneka hitam itu jelek. Yang memilukan adalah anak-anak Balita itu sadar diri bahwa dirinya jelek dan harus menerima kenyataan pahit itu.

Semua Bisa!



"Single parent? Wah, berat sekali ya?"

Kalimat itu banyak dilontarkan lawan bicara saya begitu tahu kondisi saya yang sesungguhnya. Dengan berbagai variasi pastinya. Saya jadi merasa aneh, hmm berat ya jadi single parent alias orang tua tunggal? Lantas saya mencoba menganalisa.

Membunuh Emosi



Membunuh emosi. Itulah yang harus sering dilakukan oleh perempuan bekerja. Idiom yang mengatakan bahwa perempuan lebih dikendalikan emosi daripada lelaki memperkuat tekad kami untuk membunuh emosi. Sebab dalam bekerja, seringkali kami harus menekan emosi sebisa mungkin agar tidak terkesan menyek-menyek atau cengeng.

Bagi seorang perempuan bekerja yang sudah berkeluarga, ini perjuangan tersendiri. Tidak tega meninggalkan anak di rumah, harus jadi Si Ratu Tega untuk absen dalam acara keluarga, mengabaikan rasa rindu saat dinas ke luar kota, sensitivitas memuncak kala PMS, dan sejenisnya.

Untuk perempuan yang single parent, perlu ekstra perjuangan sebab tak ada orang berbagi feeling mengenai itu semua. Thanks God, kadang teman dan oran terdekat masih bisa diandalkan untuk urusan satu ini. Tapi kadang gengsi lebih mengalahkan sebab takut dicap sebagai perempuan lemah nan cengeng.

Akhir pekan harus membenahi urusan teknis pekerjaan yang amburadul. Terpaksa bawa-bawa si Kecil berburu akses Internet akibat akses di rumah sedang dodol. Kill your feeling or just stay hungry with you child, jobless.

Awas, Saya Galak!

Bukan satu dua kali, saya disapa di Yahoo Messenger (YM) dengan kalimat pembuka agak takut-takut oleh ID tak dikenal.

Semoga Mbak ngga galak ya,” Itu salah satunya.
Hahahaha! Saya galak? Bagi pembaca blog ini mungkin ada kesan demikian. Padahal teman-teman yang sudah kenal saya berabad-abad di dunia maya dan baru ketemu sekali di Bandung bilang, “Kamu tidak seperti tulisanmu,”.

Jurnalis Gombal



Dulu, saya bercita-cita ingin jadi jurnalis idealis. Wartawan perang. Membela kebenaran. Berjuang di daerah konflik. Melaporkan fakta. Menyampaikan amanat rakyat. Kalau perlu, bersimbah darah. Ditawan. Seperti kisah di media-media itu. Jurnalis ditawan. Jurnalis ditembak. Jurnalis jadi pahlawan. 

Sibuk? Hmmm....

"Halo,  lagi sibuk?"

Sapaan yang standar, terlalu sering dipakai oleh siapa saja. Biasanya saya agak bingung menjawab. Sibuk??? Kalau menurut Sinchan si anak kecil nakal karakter komik Crayon Sinchan, semua orang selalu sibuk. Sibuk bersantai, sibuk tidur, sibuk makan, sibuk bernapas, sibuk nonton TV, sibuk membaca, sibuk cari pacar, dan seterusnya.
Bisanya saya akan menjawab basa-basi di atas dengan: "Biasa aja". Ya gimana lagi, saya suka bingung mendefinisikan kata sibuk dalam hidup saya.

Nikmatnya Single Mom...




Menjadi single mom sebuah kutukan? Sama sekali bukan. Justru itu semacam "kawah candradimuka" yang jika sukses dilalui oleh seorang perempuan akan menjadi kebanggaan tersendiri.

Tulisan ini saya tujukan bagi sesama single mom di seluruh dunia. Bukan untuk memotivasi perempuan menjadi single mom, tapi bagi mereka yang sudah terlanjur menjadi single mom, apa salahnya merasa bangga dengan status itu? Mengapa? Ini ada 7 nilai plus seorang single mom. Semua saya tulis berdasar pengalaman pribadi saya.

Psikopat... Oh, Psikopat...



Jujur, saya bosan berkisah soal psikopat. Sebab memang sudah muak bersua dengan manusia dengan jenis ini. Tapi kok ya masih saja bersua. 

Definisi psikopat menurut Tante Wikipedia:
Psychopathy is a psychological construct that describes chronic immoral and antisocial behavior.The term is often used interchangeably with sociopathy. Psychopathy has been the most studied of any personality disorder. Today the term can legitimately be used in two ways. One is in the legal sense, "psychopathic personality disorder" under the Mental Health Act 1983 of the UK. The other use is as a severe form of the antisocial or dissocial personality disorder as exclusively defined by the Psychopathy Checklist-Revised (PCL-R). The term "psychopathy" is often confused with psychotic disorders. It is estimated that approximately one percent of the general population are psychopaths.

The psychopath is defined by a psychological gratification in criminal, sexual, or aggressive impulses and the inability to learn from past mistakes. Individuals with this disorder gain satisfaction through their antisocial behavior and also lack a conscience.

Judul Film Indonesia: Hahaha...





Mas Suka, Masukin Aja
Kutunggu Jandamu
Mupeng
Kawin Kontrak

Cita-citaku: Jadi Robot!



Maka ia pun pergi ke Massachusetts Institute of Technology (MIT) yang kebetulan memiliki anak perusahaan bioteknologi. Perusahaan ini memproduksi robot-robot yang menyerupai manusia dengan teknologi Artificial Intelligent (AI) alias kecerdasan buatan. Semua robot itu diprogram sedemikian rupa menyerupai manusia. Bahkan sedang dikembangkan bagaimana agar para robot bisa memiliki perasaan.
Ia bertemu seorang profesor pakar AI. “Jangan sesekali menciptakan robot dengan perasaan. Kasihan mereka akan tersiksa. Biarkan robot-robot itu seperti apa adanya,” ujarnya. Sang profesor tak habis pikir bagaimana perempuan itu bisa beropini demikian.

Katakan Cintamu!



Lelaki atau perempuan, kalau sudah kasmaran bias bahaya. Ibarat PC yang terserang virus, semua kinerja jadi terganggu. Bedanya, secara mitos lelaki lebih diuntungkan. Mereka dilegalkan mengejar cewek idamannya dengan bersikap agresif. Sedangkan cewek, dianggap harus menunggu. “Tidak baik air mendatangi gayung,” begitu pepatah orang dulu. Detail tentang ini sudah saya singgung pada entry terdahulu, “Perempuan Perayu: Hebat atau Murahan?”. 

Woman is Superwoman

S
udah agak lama, seorang teman lelaki curhat tentang anaknya yang sakit. “Aku ngga tidur semalaman. Jagain anak yang demam. Kasihan istriku, seharian dia yang jaga kalau aku kerja,” keluhnya. “Malam dia masih begadang juga kadang. Ngga kebayang pas anakmu sakit Kamu kan single parent.”
“Iya, aku malem begadang, tidur-tidur ayam, paginya kerja. Hehehe,” jawabku santai.
“Gimana kamu bisa tahan?” Ia bertanya bingung. “Aku yang lihat istriku kecapaian aja sudah ikut stress.”
Aku hanya tertawa. “Tuhan memberi EXTRA POWER pada setiap perempuan, khususnya para ibu. Jadi ya santai saja,” jawabku.

Kiat Supeworman Irit

Memang dasarnya Superwoman, maka perempuan tidak boleh cengeng menghadapi krisis seperti saat ini. Ongkos silakan naik, BBM silakan melambung tinggi, tapi Superwoman harus tegar dan penuh kiat menghadapinya. 
Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan Superwoman dalam memerangi badai krisis:

Janda Versus Kuntilanak



F: Status kita mengerikan ya ?
M: Banget!
M: Janda…punya anak lagi…orang dengernya sama kayak denger kata KUNTILANAK..hahaha!

Perempuan Perayu: Hebat atau Murahan?



Kalau lelaki pandai merayu, mereka dibilang hebat. Don Juan, Cassanova, playboy jempolan, pantas dipuja-puji. Kalau perempuan pandai merayu, maka ia adalah perek, pelacur, cewek matre, tak punya harga diri dan pantas dicibiri. Itu fakta. Sama tuanya dengan fakta lelaki pengejar cinta itu Romeo sejati, gentleman, pujaan hati dan pangeran perkasa. Perempuan pengejar cinta adalah tak punya harga diri, murahan, bodoh dan menjijikan. Saya menggelengkan kepala terus menerus tak bisa berhenti.

Menjadi Perempuan: Kehormatan atau Kehinaan



Dan mulailah saya membuat judul-judul penuh pertanyaan yang menjijikan. Tidak juga, sebab dunia ini sendiri sarat dengan pertanyaan. Kontroversi tiada habis. Ironi yang tak kunjung usai. Judul di atas sendiri merupakan kalimat Tanya yang hingga etik ini belum terjawab dengan pasti oleh masyarakat kita.

Laki-laki dan Anjing



Masih seputar buruk rupa kaum lelaki, saya punya cerita lain. Ada seorang teman seniman yang tak bisa disebut tampan (untuk tidak menyebutnya jelek). Ditambah lagi kondisi fisiknya tak sempurna. Saya sama sekali tidak menghina kondisi fisik manusia, begitu saya tegaskan sekali lagi. Tapi ini sebuah fakta. Teman tadi selalu didampingi seorang perempuan cantik di setiap momen ia tampil di publik. Begitu mesranya. Saya pikir pastilah perempuan itu kekasihnya.

Love and Sex



Lelaki memberikan cinta untuk mendapatkan seks. Perempuan memberikan seks untuk mendapatkan cinta.

Ironis? Itulah fakta. Dalam "Perempuan di Titik Nol", Nawal El Saadawi beropini bahwa lebih baik menjadi pelacur yang menukar seks dengan uang daripada harus menjadi istri yang menukar seks dengan cinta yang belum tentu ada. 

Ada Apa dengan First Love



First love never die. 
Kenapa bisa ada kalimat itu? Apakah karena cinta pertama sangat indah? Lebih indah dari cinta-cinta selanjutnya? Apa cinta terakhir sudah tak indah lagi?
Jawabannya adalah, karena cinta pertama adalah cinta paling murni dalam sejarah perjalanan lelaki dan perempuan. 

Beauty and The Beast


Ide ini muncul dari obrolan santai dengan seorang kawan. Kami duduk di sebuah gerai kafe di suatu mall. Kafe itu menghadap ke lorong mall yang sarat dengan orang lalu lalang. Dari sekian banyak orang berseliweran, tak kalah banyak yang berpasangan. Saat itu saya ajukan suatu pertanyaan, “Kenapa lebih banyak lelaki buruk rupa yang berpasangan dengan perempuan cantik. Sebaliknya, jarang sekali perempuan buruk rupa yang jalan dengan lelaki tampan.”

Nobody Perfect


Sebuah percakapan di Yahoo Messenger:
F-->Teman
S-->Aku

M: "Si Anu itu perfect banget ya. Ganteng, pinter, sukses di karir, sayang keluarga. Seandainya kita dapet cowok kayak gitu..."
S: "Hmmm..gue ngga yakin deh.. Segala sesuatu yang kita liat baik, belom tentu sebaik aslinya. Ingat pepatah rumput tetangga.."

Aku Juga Hebat

Hari minggu kemarin seharian menghabiskan waktu di rumah. Jadi orang rumahan. Melalap habis satu buku, Undomestic Goddes karangan Sophie Kinsella. Kisahnya simpel tapi menohok. Samantha, seorang lawyer hebat dengan kesibukan luar biasa. Tak pernah sempat bersantai karena selalu memikirkan karir. Sejak kecil ditempa oleh ibunya untuk jadi wanita karir sukses. Tak bisa masak, mencuci, menyetrika apalagi menisik. 

Emansisashi



Emansisapi (sengaja bukan emansipasi, sebab saya muak dengan satu kata itu) adalah persamaan hak lelaki dan perempuan yang dihembuskan oleh kaum lelaki ke telinga perempuan dengan janji muluk. 

Jika ada ibu-ibu menggendong anak bayi dengan tas gembol berat di pundak, berdiri berdesakan di kereta atau bis, maka kaum lelaki bisa bebas terus tidur dengan nyaman di kursinya.  Alasannya: "Kan emansipasi."

Kalau ada perempuan yang terjebak menikahi lelaki pengangguran, maka si perempuan banting tulang menafkahi keluarga sementara si lelaki makan tidur dan bikin anak melulu.  Alasannya: "Kan emansipasi, udah zamannya perempuan cari duit."
Dan seterusnya.. dan seterusnya... Emansisapi?   Huek!

Persembahan



Blog MamaNgeblog ini saya persembahkan 
kepada Yang Memiliki Dunia dan Akhirat.. 
Yang menciptakan manusia dan mengasihinya.. 
Yang menciptakan warna-warni kehidupan...


Blog MamaNgeblog ini saya hadiahkan 
untuk anak-anak saya yang lucu, pintar, dan luar biasa:
Firzana, Fadhlan, dan Fadhiya
Terima kasih telah menjadi sumber inspirasi buat Mama,
menciptakan semua momen berharga,
dan mengajari saya bagaimana menjadi Mama...
Kalian adalah cinta, kenangan, dan semangat 
yang tak pernah usai.. 

Semoga Allah selalu melimpahkan kebaikan 
yang paling tinggi untuk hamba-hamba yang saleh,
dan menjadikan kita semua masuk ke dalam 
istana cahaya menuju kehadiran-Nya 
bersama mereka. 
Di sini, sekarang, dan nanti...

Santri dan Sapi

Seorang santri baru saja lulus aliyah pesantren dengan nilai jayyid jiddan ( lumayan pintar). Dia pun berencana mengadu nasib di Jakarta.

Saat tiba di Stasiun Pasar Senen, dia melihat kerumunan orang. Rupanya sedang ada kecelakaan. Di Jakarta, kecelakaan biasanya memang menjadi tontonan yang menarik, maka dia pun memutuskan untuk ikut menonton.

Namun teryata kerumunan itu terlalu berjubel sehingga ia tidak bisa melihat korban dengan jelas, apalagi postur tubuhnya yang memang kecil. Jadi, jangankan mendekat, untuk melihat korban saja sulit. Berhubung karena merupakan santri berotak cemerlang, maka dia tidak kurang akal dan langsung berteriak-teriak sambil pura-pura panik.

“Saya keluarganya.. Saya keluarganya.. Minggir.. Tolong minggir !” katanya sambil mengacungkan jari dan mendesak maju menerobos kerumunan orang-orang tersebut.

Orang-orang pun memandanginya, dan ternyata si santri memang berhasil. Mereka langsung memberi kesempatan kepada santri itu untuk menghampiri korban kecelakaan. Santri itu pun langsung mendekati korban kecelakaan. Dan, betapa terkejutnya ketia dia melihat dengan jelas korban kecelakaan yang diakuinya sebagai keluarganya itu ternyata adalah seekor SAPI!

Bra dan Kakek

Merayakan ulang tahun perkawinan ke 50-nya, seorang kakek bermaksud membeli hadiah buat si nenek. Berangkatlah si kakek naik bis sambil berpikir, “beli apa ya?” Di sebelah kebetulan duduk seorang gadis yang tengah membaca majalah yang di sampulnya ada iklan bra. Si kakek dapat ide untuk memberi hadiah bra buat nenek. Sampai di tokolingerie, kakek tampak kaget dengan begitu banyak pakaian dalam bergantungan. “beli apa, kek?” kata penjaga toko kaget karena ada kakek-kakek ke tokonya. “Mau beli BH buat nenek.” Si penjaga toko bertanya, “Ukurannya berapa?” Si kakek terlihat bingung, “Nah itu… masalahnya kakek lupa nomornya dan nggak bawa contoh..” Si penjaga toko mencoba cari ukuran, “Mungkin sebesar jeruk bali, kek?” Si kakek masih terlihat bingung, “Wah, kegedean.” Si penjaga toko iseng bertanya, “jeruk Garut, kali ya?” Kakek berpikir sejenak, “Kayaknya masih kegedean.” Penjaga toko bingung, tapi tak hilang akal, “oh ya, mungkin sebesar telur bebek?” Si kakek tampak bersemangat karena tebakan penjaga toko itu tepat, “Ha, betul!” Matanya berbinar, “Tapi, yang didadar".

Surat dari Papa


Si Papa Armand yang sering-sering ke luar negeri suatu kali mengirimkan surat kepada Mama Linda, istrinya tersayang. Pasti banyak yang bertanya, kenapa nggak pake email aja sih? Zaman sekarang gitu loh.. yah, menurut Papa Armand sih, biar keliatan romantis gitu, ada H2Cnya menunggu suratnya tiba. Sensasinya biar terasa lama, sebab kalau email pasti saat itu juga langsung dibalas. Bukan begitu Mama Linda? Suratnya Papa Armand ini dikirim saat dia sedang di Korea, dan kehabisan uang gara-gara keseringan melakukan penyelidikan PSK (yang pedagang susu keliling maupun yang penyanyi keliling). Mari kita simak isi suratnya:

LUKISAN HARI KIAMAT

Di sebuah sekolah pesantren di Jawa Barat puluhan anak kecil dijadikan uji coba oleh seorang psikolog. Mereka dikumpulkan dalam kelas lalu diminta untuk melukis HARI KIAMAT. Pak Kyai sangat antusias beri perintah agar murid-murid balita melukis sejujur-jujurnya. Kebetulan Pak Kyai haqqul yakin bahwa kiamat sudah dekat. Maka tawaran kerjasama dengan psikolog disambut penuh suka cita.


Pak Kyai  berkata, “Anak-anak… Sesungguhnya kiamat sudah dekat karena tanda-tanda sudah lengkap. Kerusakan ahlaq dan kemungkaran sudah sangat nyata. Syariat Agama bahkan tidak boleh dijadikan dasar negara. Maka sebelum kiamat itu datang marilah kita gambarkan dalam lukisan. Ingat yah gambaran kiamat ada pada surat Idza zul dan Al Qoriah. Mari melukis kiamat.”
Serentak anak-anak menyahut, “Mari melukis kiamat, Pak Kyai…hihihi…”
Psikolog Ibnu Suhair tak mau ketinggalan titip pesan sponsor, “Anak-anak, sesuai teladan Rasulullah maka jadilah kalian anak yang jujur. Jujur pula ketika melukis hari kiamat sesuai bayangan yang ada dalam pikiran kalian. Bisa jujur, kan?” Anak-anak menyahut serentak, “Bisa jujuuuurrr….hihihi…”

Sabar Sampai Akhir



"Saigo made ni gambarimashou", begitu kalimat yang sering diucapkan orang Jepang ketika menyemangati orang yang tengah berusaha mencapai suatu target. Artinya, "terus semangat sampai akhir". Belakangan ini saya sering mengalami situasi yang menyebabkan kalimat itu seperti datang melayang-layang di udara dan masuk ke dalam telinga saya.

Ilham Pagi



Saat  anak-anak libur sekolah, satu kewajiban pagi berkurang satu: mengantar mereka ke sekolah. Kewajiban yang kedengarannya sederhana dan gampang dilaksanakan. Tapi sebenarnya, tidak mudah bagi saya, dan juga saya kira, bagi kebanyakan orang. Untuk mengantar dua anak, saya tentu mesti dalam kondisi siap untuk keluar rumah.

Suara Hati Mama



Anak-anak Mama yang baik, lucu, ceria, dan unpredictable ...
Entah ini kali keberapa Mama kembali bisa bangun malam.
Bangun, sendiri, di saat kalian tengah lelap begitu nyenyaknya dalam mimpi masing-masing, yang juga entah..., apakah beririsan satu sama lainnya?

Mulai Berinisiatif


Kemarin malam, Kakak pertama kali mencuci piring. Bukan mencuci satu-dua buah saja, tapi sekalian satu tempat cucian piring, dari sendok-garpu-sumpit, mangkok kecil-besar, piring kecil-besar, gelas kecil-besar.
Saya tidak ingat persis apa pencetusnya sehingga dia mau melakukannya. Kalau tak salah ingat, sepertinya ada yang dia lakukan sebelumnya dan kami memujinya, dan itu sangat menyentuh perasaannya.

Dibacakan Buku



Tadi siang saya mengembalikan buku perpustakaan yang dipinjam anak-anak dua minggu yang lalu. Sudah lewat sehari sebenarnya, tapi perpustakaan di sini tak memberi sanksi apa-apa. Setelah mengembalikan, saya kembali meminjam lima buku yang lain. Dua buah seri Peter Rabbit, tiga lainnya cerita rakyat; satu tentang hantu yang kena sihir, satu lagi tentang robot, dan satu lagi saya lupa.

Terjemahan Doa


Subuh-subuh begini, lumayan berat buat Kakak untuk salat subuh. Kami pun bersama mengucapkan doa bangun tidur. Tak hanya lafaz doanya dalam bahasa Arab, tapi sekalian dengan terjemahannya: segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan aku setelah aku mati. Setelah itu berlanjutlah dialog, apakah memang orang tidur itu mati? Saya menjawab sederhana saja, orang tidur dalam banyak hal sama dengan orang mati: tidak bisa bicara, tidak melihat, tidak mendengar. Dan memang tidaklah mustahil orang tidur tidak bangun lagi, dan karenanya sudah sepatutnya kita bersyukur kalau bisa bangun lagi.

Dengarkanlah Dengan Mata, Telinga, Hati



Hari ini Saya pergi menghadiri hari presentasi siswa-siswi di sekolah Kakak. Melihat tak begitu banyak orang tua hadir di lingkungan sekolah, sepertinya, hari ini adalah giliran anak kelas satu. Saya pikir terlambat, tapi ternyata tidak. Ketika Saya masuk ke dalam kelas, Bu Rahma yang bertugas sebagai pembuka acara hari itu, baru akan mulai memberikan penjelasan kepada seluruh hadirin sekelas tentang acara presentasi tersebut.

Jalan Menuju Surga


Maukah Anda menjadi orangtua idaman? Orangtua yang selalu diingat, dirindu, dinanti, dibela, ditaati, dicintai, dan didoakan setiap saat oleh anak-anak Anda? Maukah Anda dilayani para bidadari dan wildan ketika anda berada di liang lahat karena amal sholeh yang dilakukan anak Anda? Maukah Anda dihidangkan berbagai makanan dan minuman yang lezat dan menyenangkan di akhirat kelak atas ilmu yang Anda ajarkan kepada putra dan putri Anda di dunia? Anda tidak boleh mempersalahkan anak-anak karena bosan. Mereka akan selalu memikirkan sesuatu yang tidak siap Anda hadapi. Menjadi orangtua itu banyak tuntutannya. Menjadi orangtua menuntut pengorbanan yang tak terhitung jumlahnya dan kerja keras terus-menerus.

Konflik dengan Teman Bermain


Berteman merupakan salah satu kebutuhan penting pada masa remaja. Keberhasilan menjalin relasi dengan teman sebaya jelas memberikan banyak manfaat bagi perkembangan kepribadian seorang remaja. Akan tetapi, tentu saja orangtua menjadi cemas ketika anaknya dekat dengan teman yang perilakunya tidak baik atau kurang sesuai dengan nilai-nilai yang dipegang orangtua. Orangtua khawatir anaknya akan meniru tingkah laku yang tidak baik dari teman.
Sesungguhnya, karakter telah terbentuk pada usia 12 tahun. Di atas usia itu, karakter sukar untuk berubah secara drastis. Ini berarti, jika sebelum usia itu anak telah mendapat pendidikan moral yang baik, anak cenderung akan mempertahankan nilai-nilai moral yang baik pada masa selanjutnya, atau dengan kata lain, dampak pertemanan yang buruk menjadi kecil kemungkinannya untuk mengubah karakter moralnya.  

Mendidik Anak Paska Perceraian

Ketika langkah cerai terpaksa ditempuh, rasa bersalah terhadap anak mungkin menghinggapi Anda, karena sebagai orangtua Anda merasa tak dapat melakukan yang terbaik untuk mereka, yaitu mempertahankan perkawinan Anda. Memang tak dapat dipungkiri bahwa perceraian berpotensi merusak kehidupan anak.
Perceraian mengakibatkan anak terpaksa berpisah dengan salah satu orangtua, dan kehidupan keluarga yang mengalami banyak perubahan setelah perceraian menuntut anak untuk beradaptasi. Akan tetapi, sekalipun perceraian membawa serangkaian masalah dan dampak buruk untuk anak, sesungguhnya masih ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk membuat anak merasa lebih baik. Anda tidak hanya bisa membantu mengobati rasa pedih dan kecewa yang dirasakan anak, tetapi juga bisa membimbing mereka untuk tumbuh menjadi pribadi yang lebih dewasa. 

Problem Tingkahlaku Anak

Semua anak dapat dibagi menjadi dua kelompok: yang sulit dididik dan yang lebih sulit dididik. Banyak orangtua yang bertanya-tanya mengapa semua anaknya baik, kecuali satu orang. Satu orang anak membuat mereka sengsara sekali

Anak Sulit Konsentrasi
Rentang perhatian seorang anak bisa diukur dari berapa lama ia bertahan pada suatu aktivitas. Anak yang betah melakukan aktivitas selama waktu yang cukup lama, tanpa beralih pada aktivitas yang lain dan tidak mudah terganggu oleh stimulus-stimulus lain, dikatakan mempunyai kemampuan konsentrasi yang baik. Berkonsentrasi membutuhkan kemampuan untuk memfokuskan diri dan juga kemampuan untuk menyaring stimulus yang tidak penting.

Mengatasi Masalah Mengerjakan PR

Pekerjaan Rumah (PR) merupakan salah satu sumber konflik yang paling sering terjadi di antara anak dan orangtuanya. Anak-anak biasanya menghindar membuat PR. Mereka membuat alasan-alasan untuk tidak memulai pekerjaanya. Orangtua menjadi kecewa dan marah melihat sikap dan perilaku anaknya ini. Orangtua dan guru perlu bekerjasama dalam mengembangkan kebiasaan-kebiasaan membuat PR yang sehat dalam diri anak-anak.
Para guru harus menjelaskan apa manfaat PR kepada murid-murid mereka. Para guru sebaiknya juga memiliki suatu program intensif untuk mendorong anak-anak agar mau membuat PR pada waktunya dan dengan usaha yang sungguh-sungguh. Kalau Anda tidak mempunyai motivasi dan sang guru tidak memiliki program intensif, Anda dapat menyusun suatu program di rumah. 

Berbagi Tugas Rumahtangga, Tanggungjawab, dan Uang Saku




Anak-anak perlu belajar tentang nilai dari suatu pekerjaan. Pekerjaan mengajarkan kerjasama dan kerja kelompok. Jangan memberi anak-anak Anda terlalu banyak tanggungjawab atau pekerjaan. Ini malah nantinya akan membuat mereka jengkel. Mengajar anak-anak untuk bekerja membutuhkan lebih banyak waktu daripada kalau sendiri melakukannya. Gunakan banyak umpanbalik positif dan pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan dengan lebih baik. 

Menyelesaikan Pertengkaran Kakak-Adik


Anak balita juga sering berbeda pendapat, berbeda pandangan, dan berbeda pemahaman dengan saudaranya. Baik sang kakak, maupun adik. Tidak heran kalau ia sepertinya senang mengajak bertengkar. Apalagi sifat mau menang sendirinya masih kuat sehingga sulit diberi pengertian.
Pertengkaran ini dipengaruhi pula oleh kondisi emosi anak saat itu. Jika sedang kesal, capek, kecewa, dia jadi agak sensitif. Kesenggol sedikit saja tubuhnya bisa membuat si kecil marah. Bisa juga ketika si kakak bermaksud membenahi mainan si adik, tiba-tiba si adik marah karena menganggap kakak mengambil mainannya. Akhirnya bertengkarlah mereka.