Perempuan Perayu: Hebat atau Murahan?



Kalau lelaki pandai merayu, mereka dibilang hebat. Don Juan, Cassanova, playboy jempolan, pantas dipuja-puji. Kalau perempuan pandai merayu, maka ia adalah perek, pelacur, cewek matre, tak punya harga diri dan pantas dicibiri. Itu fakta. Sama tuanya dengan fakta lelaki pengejar cinta itu Romeo sejati, gentleman, pujaan hati dan pangeran perkasa. Perempuan pengejar cinta adalah tak punya harga diri, murahan, bodoh dan menjijikan. Saya menggelengkan kepala terus menerus tak bisa berhenti.


Rasanya sudah basi kalau kita baca dalam sebuah rubrik konsultasi cinta remaja kalimat yang kurang lebih begini, “Kak, apa pantas perempuan menyatakan cinta lebih dulu?” Kenyataannya pertanyaan semacam itu terus menggema di seantero jagat percintaan Indonesia. Lalu biasanya akan dijawab, “Wah, sekarang sudah modern. Cewek sudah bisa menyatakan cinta,kok.” Namun teori tinggalah teori. Walau prakteknya mulai banyak perempuan yang berani menyatakan cinta, tetap saja berlaku hukum purba tadi bahwa perempuan perayu adalah pelacur.

Selamat datang di dunia laki-laki! Itulah kalimat yang pantas kita luncurkan kepada setiap remaja putri yang mulai mengenal cinta. Boleh saja ribuan atau jutaan perempuan meninjakkan kaki di bulan. Silakan saja perempuan menjadi jendral atau perdana menteri atau presiden. 

Namun tetap saja untuk urusan cinta, lelaki yang pegang kuasa. Pepatah “kejarlah maka kau kan dapatkan” tak berlaku bagi Kaum Hawa. Sebab sekali kau mengejar lelaki yang kau cinta dan menyatakan cionta padanya, maka kau akan direndahkan sebagai perempuan tak punya harga diri. Perek. Pelacur. Dan yang lebih menyakitkan adalah ketika si lelaki memanfaatkan kesempatan dengan berbohong bilang cinta, lalu hanya butuh seks saja. Selamat datang di dunia penuh kemunafikan, wahai anak-anak Hawa!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar