Dibacakan Buku



Tadi siang saya mengembalikan buku perpustakaan yang dipinjam anak-anak dua minggu yang lalu. Sudah lewat sehari sebenarnya, tapi perpustakaan di sini tak memberi sanksi apa-apa. Setelah mengembalikan, saya kembali meminjam lima buku yang lain. Dua buah seri Peter Rabbit, tiga lainnya cerita rakyat; satu tentang hantu yang kena sihir, satu lagi tentang robot, dan satu lagi saya lupa.

Sebenarnya saya agak ragu untuk meminjam buku di perpustakaan, berat rasanya mengembalikannya. Khawatir tidak sempat, khawatir pula tak kesampaian membaca semuanya. Tapi saya pikir, acara meminjam buku di perpustakaan ini perlu bagi anak-anak. Tak apa mereka tak sempat membaca semuanya. Yang penting, mereka akrab dengan buku dan kebiasaan membaca.

Malam ini, dengan mata yang sudah berat saya tinggalkan semua pekerjaan yang belum tuntas. Saya janji tadi untuk membacakan cerita buat anak-anak. Setelah mencuci muka, sikat gigi dan berwudhu, saya pun naik ke ranjang.

Fadhiya sudah tidur sejak dua jam yang lalu, kecapean seharian main tidak tidur siang. Fadhlan ternyata belum juga ganti baju tidur, ia belum berhasil menemukan semua perlengkapannya: piyama. Sambil mencarikannya, saya katakan pada Kakak  agar menunggu saya selesai salat, jangan tidur dulu. Mau saya bacakan buku.

Saya menyukai saat-saat keduanya pelan-pelan menutup mata "dalam buaian" bacaan buku. Apalagi bila adik mereka sudah lebih dulu tidur. Saya jadi bisa lebih konsentrasi melayani pertanyaan mereka. Dan tentu saja karena mereka dapat tempat tepat di samping saya, dua-duanya.

Tapi tak saya sangka, Kakak mengomentari permintaan saya tadi itu dengan perkataan yang mengharukan,
"Mama, kalau capek, tidak baca buku juga tidak apa-apa kok. Tapi, kalau mau juga ya tidak apa-apa."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar